Jejak Lawalangy, Koemo Wuto Sumanomo Liwu

Archive for the ‘dentistry news’ Category

Ada beberapa jenis penyakit yang kadang-kadang dijumpai pada jaringan lunak mulut, seperti pada bibir, lagit-langit dan lidah. Penyakit-penyakit tersebut adalah :

1. Gingivitas ulseratif akut.

Biasanya pada pasien berumur 16- 30 tahun . Penyebabnya kurang diketahui, mungkin disebabkan oleh beberapa organisme yang diikuti oleh lemahnya daya tahan tubuh.

2. Gingivostomatis herpetik akut.

Penyakit ini biasanya dijumpai pada anak-anak umur sekitar 3 tahun. Bila terserang penyakit ini, si anak akan menjadi rewel dan tidak mau makan. Penyebabnya virus herpes simplex. Baca entri selengkapnya »

PENYAKIT ZOONOSIS YANG MENYERANG PADA MUSIM HUJAN

1 Penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya.

2 Ada ± 150 penyakit zoonosa di dunia. Di Indonesia terdapat lebih dari 50 zoonosis antara lain: rabies, pes, anthrax, taeniasis/cysticercosis, JE, leptospirosis, toxoplasmosis, bovine tubercullosis, schistosomiasis, flu burng, sapi gila dsb

1. JAPANESE ENCEPHALITIS (Radang otak)

Tergolong penyakit Emerging infectious diseases & emerging zoonotic diseases

Japanese Encephalitis (JE) adalah : Penyakit infeksi virus pada susunan saraf pusat (SSP) disebarkan melalui gigitan nyamuk dengan perantaraan hewan lain, terutama babi

GEJALA KLINIS JE :

1. Keluhan awal: demam, nyeri kepala, kuduk kaku, kesadaran menurun , tremor, kejang

2. Keluhan lanjutan : kaku otot, koma, napas abnormal, dehidrasi, berat badan menurun

3. Keluhan lain : rf. tendon meningkat, paresis, suara pelan & parau

MASA INKUBASI PENYAKIT JE :

Masa inkubasi 4 – 14 hari

Ada empat stadium klinis :

1. Stadium prodromal: 2-3 hari

2. Stadium Akut : 3-4 hari

3. Stadium subakut : 7-10 hari

4. Stadium konvalesen : 4-7 minggu

TATA LAKSANA PENDERITA

1 Cairan : atasi dehidrasi, keseimbangan elektrolit

2 Analgetik & antipiretik

3 Pemberian makanan bergizi baik

4 Pengawasan jalan napas

5 Pengendalian kejang

6 Antiviral (-)

7 Simtomatis & suportif

Baca entri selengkapnya »

KEGEMARAN anak-anak mengonsumsi makanan yang manis, terutama permen, disebut-sebut sebagai penyebab utama tingginya angka kerusakan dan gigi berlubang. Namun jangan khawatir, kini telah beredar permen yang bukan saja aman, namun secara ilmiah telah terbukti mampu mereduksi terjadinya kerusakan gigi. Ya, apalagi kalau bukan permen yang menggunakan xylitol sebagai pemanis utamanya.

Karakteristik xylitol

Xylitol pertama kali ditemukan oleh Herman Emil Fischer, seorang kimiawan berkebangsaan Jerman pada tahun 1891. Xylitol telah digunakan sebagai pemanis pada makanan sejak tahun 1960-an. Namun demikian, pemanfaatannya untuk perawatan gigi baru digunakan pada era tahun 1970-an di Finlandia. Kala itu para peneliti dari University of Turku menunjukkan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa xylitol dapat mencegah terjadinya karies gigi. Setelah melalui kontemplasi yang cukup panjang pada tahun 1983 JECFA (Joint Expert Committee of Food Additives) milik FAO/WHO merestui penggunaan xylitol sebagai pemanis dalam produk pangan. Tiga tahun kemudian, FDA (Food Drug Administration) pun merestui penggunaannya.

Xylitol merupakan senyawa antara dalam metabolisme karbohidrat dalam tubuh manusia dengan kecepatan produksi antara 5 sampai dengan 15 gram per hari. Rumus kimia xylitol dinyatakan sebagai CH2OH(CHOH)3CH2OH dengan berat molekul sebesar 152,1. Dibandingkan dengan glukosa, xylitol mengalami absorpsi ke dalam tubuh yang lebih lambat. Dengan demikian, kenaikan glukosa darah yang tiba-tiba dapat dihambat. Karena alasan inilah, xylitol pun kerap kali digunakan sebagai pengganti sukrosa bagi penderita diabetes.

Baca entri selengkapnya »

Yang sudah pernah merasakan pasti tahu betapa menderitanya mengalami sakit gigi. Gigi rasanya nyut-nyutan, sakit waktu mengunyah, makan tak enak, nafsu makan terganggu, dan tak jarang ditambah pula dengan sakit kepala. Apalagi jika anak kita yang mengalaminya, sedih rasanya membayangkan rasa sakit yang harus dideritanya.

Hal ini yang dirasakan oleh seorang mom di milis We R Mommies ketika putrinya yang masih balita mengeluh sakit waktu mengunyah karena gigi gerahamnya berlubang. “Aku khawatir selera makan anakku jadi terganggu dan berakibat negatif untuk perkembangan badannya,” ujarnya. Ia menanyakan apakah ada pengobatan non medis untuk mengurangi rasa sakitnya sementara, karena menurutnya anaknya sulit sekali dibujuk untuk pergi ke dokter gigi. “Sebenarnya anakku rajin sikat gigi lho, setiap pagi, sore dan malam. Tapi memang dia suka makan coklat dan permen yang manis-manis jadi giginya berlubang,” tambahnya.

Ia juga menanyakan proses pembentukan dan perkembangan gigi untuk anak balita, karena ia ingin mengetahui apakah gigi anaknya yang baru lewat 3 tahun itu sudah perlu dicabut.

Beberapa saran kemudian datang dari para mommies, antara lain untuk memberikan analgetik ringan seperti Tempra atau Pharos, yang dengan dosis tepat biasanya dapat mengurangi rasa sakit dan cukup membuat anak lebih nyaman.”Atau kumur dg air garam juga bisa tuh, seperti yg disarankan oleh para orang tua kita, tapi ini kalo gusinya ada yang bengkak. Karena dengan kumur air garam maka akan terjadi difusi cairan dari jaringan yg bengkak tersebut hingga mengurangi pembengkakan. Berkurangnya pembengkakan mengurangi pula jepitan sehingga mengurangi rasa sakitnya. Dan jangan biarkan makan yang manis-manis dulu ya,” tambah seorang dari mereka.
Mom lain memberikan saran dari dokter gigi anaknya, supaya rajin berkumur dengan air putih setiap habis makan (apapun, baik makanan manis ataupun asin) selain menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Ia juga menyarankan supaya dilakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali terutama untuk usia di atas 5 tahun.

Diskusi kemudian melebar dengan mempertanyakan mengapa gigi anak-anak Indonesia banyak yang keropos dan berlubang. “Di kalangan keponakan-keponakanku yg berjumlah 18 orang, setengahnya kena sakit gigi, alias giginya tidak lagi utuh. Baik jumlah maupun kondisinya. Bisa bolong atau habis karena caries” tutur seorang mom. “Saya hanya agak heran nih. Apakah faktor makan ya? Atau kemungkinan besar kandungan mineral air minum kali ya yg kurang fosfor. Soalnya kalau dibilang kurang kalsium juga nggak ya,..wong pada jago minum susu,” tanyanya lagi.

Ia kemudian menceritakan bagaimana prosedur perawatan gigi anak di negara tempat tinggalnya (Jepang). Di sana, sejak anak usia 1,5 tahun diadakan pemeriksaan gigi rutin hingga umur 3 tahun, setiap 3 bulan sekali. Apalagi jika saat pertama kali periksa pihak orang tua menyatakan suatu kekhawatiran, maka pada pemeriksaan berikutnya, hal tersebut akan lebih diperhatikan.

Selama rentang itu pula ditanya pola makan dan minuman apa saja yg dikonsumsi oleh anak. Bila dilihat ternyata terlalu banyak mengandung gula, maka si ibu akan dirujuk ke bagian konsultasi gizi, agar berikutnya bisa memperbaiki pola makan anaknya. Di sekolah tingkat TK, pemeriksaan gigi dilakukan setiap 6 bulan sekali, dengan memanggil dokter gigi ke sekolah, bila ada masalah dengan gigi anak maka diberi surat rujukan agar memeriksakan lebih lanjut ke dokter gigi keluarganya.

“Mungkin di Indonesia juga sudah banyak ya sekolah yg punya program begini. Tapi bila belum sebaiknya kita sebagai orang tua, lebih banyak inisiatif sendiri untuk memeriksakan anaknya ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Juga di Indonesia sepertinya caries gigi dianggap biasa sehingga belum mendapat perhatian yg cukup besar, baik dari para guru maupun para orangtua umumnya. Padahal kalau diperhatikan lebih lanjut, caries bisa saja mempengaruhi, aspek lain dari kesehatan anak, seperti misalnya gizi anak jadi terganggu. Perhatian terhadap pencegahan caries gigi bisa merembet ke hal lain seperti perhatian ke pola makan anak/gizi, masalah overweight pada anak, disiplin (pengaturan gosok gigi yg teratur) dan lain-lain,” tambahnya.

Menanggapi topik gigi anak yang keropos, seorang mom memberikan informasi yang didapatnya dari milis lain yang menyatakan bahwa penyebabnya antara lain adalah karena pengaruh zat fluor. Berikut kutipannya :

“Mengenai fluor, memang tidak mudah untuk mengaplikasikan fluor secara langsung. Karena kelebihan fluor satu, memang bisa menimbulkan fluorosis, gigi menjadi kecoklatan (bukan rapuh, tetap kuat tapi kecoklatan) dan kedua memang ada penelitian bahwa dalam masa pertumbuhan, kebanyakan fluor dapat mengganggu pembentukan struktur gigi tetap menjadi lebih rapuh. Jadi saat pembentukan struktur gigi, itu tidak boleh kebanyakan fluor.

Yang menjadi sulit, adalah mengukur berapa banyak seseorang mengkonsumsi fluor. Air minum seandainya di ambil dari tanah, itu kadarnya sangat bervariasi. Di daerah A kebanyakan fluor (sehingga gigi orang-orang di daerah itu coklat semua), di daerah B, itu fluornya kurang, sehingga masyarakatnya mudah mengalami gigi berlubang. Kalau air PAM, kurang lebih memang ada fluornya walau kecil, yang perlu diwaspadai justru air dalam kemasan, bila itu air murni yang sudah disaring, maka pemberian mineral tanpa memasukkan fluor ke dalamnya membuat air minum kemasan tidak mengandung fluor (tapi perlu diperiksa untk memastikannya).

Kita selaku dokter gigi paling hanya bisa mengira-ngira, dengan melihat keadaan klinis seorang anak, apakah anak ini membutuhkan fluor atau tidak. Apabila kebanyakan fluor yang tertelan (artinya sistemik, bisa berbahaya), namun jika secara topikal (dengan sikat gigi) tertinggal hanya di gigi,tidak apa-apa. Hanya beberapa dosen saya sangat menganjurkan pada anak- anak yang belum bisa kumur-kumur dan membuangnya dengan baik, jangan dikasih pasta gigi mengandung fluor, karena kalau tertelan kebanyakan bisa merugikan. Ibu mungkin bisa mengira2 seberapa sering anak ibu sikat gigi, minum air putih dari air kemasan atau air pam atau air sumur, dan kalau mau aman, bisa saja tablet vinafluor diminum satu tablet satu kali seminggu untuk mencegah kebanyakan fluor.

Saat ini ada penelitian yang mengungkapkan fluor itu bisa diganti dengan casein (dari kepala susu) yang dioleskan pada gigi. Calsium tinggi yang terdapat didalamnya bisa memperkuat gigi, namun efek berlebihnya tidak sebahaya fluor. Sudah ada terjual ke dokter gigi tapi (keluaran dari GC, namanya tooth mouse), barangkali tidak ke masyarakat langsung, mahal karena satu tube, harganya sekitar 80rb.”
-Drg C.Maulani-

Mom lain juga memberi masukan informasi dari artikel yang pernah dibacanya. Menurut artikel tersebut, sikat gigi langsung setelah makan itu tidak baik untuk gigi sebab sewaktu makan pH di mulut berkurang karena enzim pencernaan, terutama enzim yang membantu memecah karbohidrat. Keadaan pH rendah (asam) ini memperlemah email gigi, tapi pH akan kembali normal setelah sekitar setengah jam. Jadi jika kita menyikat gigi langsung setelah makan, tindakan ini justru akan membantu rusaknya email gigi. Dalam artikel tsb dikatakan jika ingin menyikat gigi setelah makan, lebih baik tunggu minimal setengah jam.

“Atau mungkin gigi cepat keropos karena terlalu banyak obat2an? Katanya kan kalau terlalu banyak antibiotik bisa menyebabkan gigi jadi kuning,” tanyanya pula.

Seorang mom dokter gigi kemudian memberikan penjelasan mengenai pertumbuhan gigi dan perawatannya yang secara garis besar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan di atas. Berikut penjelasannya : Baca entri selengkapnya »

Penyakit kardiovaskular diderita kira-kira 58 juta penduduk Amerika Serikat, khususnya penyakit jantung dan stroke. Penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki dan perempuan di Amerika (kira-kira 40 persen dari semua kematian). Badan Kesehatan Dunia (WhO) melaporkan, tahun 2002 tercatat lebih dari 7 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular. Dan diperkirakan akan meningkat menjadi 11 juta pada tahun 2020.

Sedangkan di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, penyebab kematian tertinggi juga diduduki oleh penyakit kardiovaskular yaitu sebanyak 16 persen, sebelumnya diduduki oleh penyakit infeksi. SKRT tahun 1995, angka tersebut meningkat menjadi 18,9 persen. Hasil Suskemas tahun 2001 malahan mencatat angka 26,9 persen.
Baca entri selengkapnya »


Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Top Clicks

  • Tidak ada

Blog Stats

  • 601.631 hits