Jejak Lawalangy, Koemo Wuto Sumanomo Liwu

Archive for Februari 2007

Tuhanku….
Dalam takut dan terbenam dibayangan dosa
Dan panasnya mentari sore yang menerpaku
Serta kejamnya malam yang memelukku
Tipisnya selimut mengungkung tubuh telanjangku
Biarkan aku jumpa hari esok….

29122006 | Tamalanrea

Wahai anak muda bangunlah
Mentari telah meninggi
Subuh berlalu dengan dinginya
Dan jangan biarkan sujud pukul 12.30 berlalu
Bangunlah….
Walau hanya tuk menyaksikannya
Kita ditakdikan bersua disini
Mencoba mengayunkan pedang pucuk ilalang
Pada dunia yang ganas
Dan kita kan bersama
Menikamnya dalam-dalam pada kesombongan yang datang menari pada kita
Hari-hari
Sadari satu hal :
Mahzab Green Ranch Palace mengajarkan kita ketegaran dengan dirinya yang ringih”
Menjadikan dirinya maskot jiwa, kita tak perlu malu
Karena Tuhan masih mengizinkannya berdiri
Meski dosa-dosa kita menambah beban pada usianya yang tak lagi muda
Makna kebersamaan bagi kita
Adalah kelaparan yang masih saja tak mampu menekan tawa dan canda kita hari-hari
Itulah kita
Yang tak pernah lepas senyum dan makna cinta
Wahai…
Bangunlah
Mentari telah meninggi
Subuh berlalu dengan dinginya
Dan jangan biarkan sujud pukul 12.30 berlalu
Bangunlah….
Walau hanya tuk menyaksikannya

Lengkap sudah kita malam ini….kawan
Ketiban bulan
Berpayung lilin langit
Katamu itu ibarat mata kekasihmu yang sayu

Ha..ha..ha..

Kawan…
Cinta itu laksana samurai yang tajam
Tak dirasa datang menikam
Tapi anehnya..
Yang merasakan memendam bunga-bunga didalam luka hatinya
Dan memimpikan kisah laila majnun

Ah kawanku yang sedang jatuh cinta
Biarkan saja bintang jatuh itu membawa rasamu padanya
Dan menjelaskan
Dirimu yang mengalahkan malam ’tuk dirinya

Lengkap sudah kita malam ini
Ketiban bulan
Dan bahkan bersua merahnya fajar

Memang benar…kawan
Rasa yang terberi membongkar kesepian
Dan kadang tak bersahabat
Membuat kedinginan
Kehilangan jati diri dan kasih sayang

Sempat itu terlontar dibibirmu
Menjelang ledakan azan
Dilangit
Yang jua tak bersahabat

Tapi…
Bukankah ini pagi yang kita tunggu?
Biarkan kedinginan menjelma kesegaran abadi
Bangkitkan diri
Dengan pelukkn pelukan arsy
Kita bisa bicara

Dan…
Ini saatnya mengancungkan kepalan tangan
Bukankah?
Ini pagi yang kita tunggu

Panggil aku senja
Karena saat itulah kubaurkan engkau dengan fatamorgana
Kupersandingkan engkau pada lembutnya semburat lazurdi
Kubelai engkau dengan risik dedaun
Yang menjadikan dirimu
Tertidur oleh lagu angin gunung

Panggil aku senja
Bila pagi membuatmu menggigil
Dan siang yang panas
Menjadikan dirimu layu
Dan pada malam yang bakal tenggelamkaan dirimu
Pada kesepian dan kerinduan abadi

Tidakkan jua engkau menyadari
Betapa halusnya kepakan sayap burung merpati
Dan awan seputih kapas
Menyusup dirimu dan hatimu
Mengharubiru
Dan langkah-langkah kakimu
Menapaki setapak demi setapak
Kisah yang timbul tenggelam
Terbawa gelombang mimpi
Dan karam pada lubuk hati
Yang dingin dan gelap

Panggil aku…
Panggil aku…

Panggil aku senja
Yang mengangkatmu terbang
Menembus birunya langit
dan kita bercinta
bersama malaikat dan permata sorgawi


Februari 2007
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728  

Top Clicks

  • Tidak ada

Blog Stats

  • 601.631 hits